Entri Populer

Kamis, 15 Maret 2012

Zahracoach: Uang saku yang menentukan


Pernahkah Anda melihat seseorang yang pekerjaannya kelihatan biasa-biasa
saja, tetapi memiliki apa saja yang dia inginkan? Sementara impian Anda
punya rumah mungil masih dalam khayalan. Begitu juga sebuah mobil yang
sudah lama Anda dambakan masih jauh dari jangkauan.

Bulan Juli sudah tiba. Tak terasa liburan sekolah sudah hampir selesai. Nah,
melewati masa liburan sekolah ini adalah masa yang terus terang paling indah
bagi anak-anak kita. Kenapa? Namanya juga libur, siapa sih yang tidak
senang? Tapi, mereka pasti tidak akan selamanya terus libur kan? Cepat atau
lambat mereka akan segera masuk lagi ke bangku sekolah. Masuk ke bangku
sekolah berarti juga kembali lagi belajar seperti biasanya.

Nah, salah satu hal yang selalu menjadi pikiran orang tua sekarang adalah
tentang berapa uang saku yang sebaiknya diberikan kepada anak-anaknya.
Kelihatannya sih ini memang hal yang sepele, tapi kalau Anda tidak cermat
dalam memberikan uang saku buat anak-anak Anda, waah....bisa-bisa bikin
Anda pusing dong nantinya.

Karena itu, berikut ini saya akan mencoba membahas beberapa hal yang
harus Anda perhatikan sebelum memberikan uang saku buat anak-anak
Anda. Mudah-mudahan bermanfaat ya.

1. Sesuaikan jumlah pemberian uang saku dengan penghasilan Anda
Sangat penting bagi Anda untuk memperhatikan seberapa besar
penghasilan Anda sebelum memutuskan berapa besarnya uang saku
yang sebaiknya diberikan untuk anak Anda. Ingat lho, pemberian uang
saku kepada anak adalah salah satu pos pengeluaran rutin dalam
pengeluaran keluarga, sehingga Anda harus merencanakannya dengan
cermat. 

Apalagi kadang-kadang orang tua juga ingin memanjakan
anaknya dengan memberikan uang saku yang cukup besar, karena hal
itu bisa memberikan sebuah kebahagiaan tersendiri. Tapi usahakan agar
hal seperti itu jangan sampai dipaksakan, karena kebutuhan rumah
tangga Anda kan tidak melulu untuk uang saku anak. Jangan khawatir,
ada cara lain kok untuk tetap bisa menunjukkan rasa sayang pada anak,
yaitu lewat pemberian hadiah misalnya. Pemberian hadiah kan tidak
rutin sifatnya dibandingkan dengan pemberian uang saku. Dengan
demikian, keuangan keluarga tetap bisa Anda kendalikan. Bukan
begitu?

2. Tidak perlu berlebih
Berapa sih sebaiknya jumlah uang saku yang diberikan? Itu mungkin
pertanyaan yang sering muncul di kepala Anda. Tentu saja kalau kita
bicara tentang jumlah besaran uang saku, angkanya bisa sangat
bervariasi. Tapi hal penting yang perlu Anda ingat adalah bahwa jangan
sampai Anda memberikan uang saku yang berlebih. Yang paling bijak
adalah memberikan uang saku yang cukup dengan kebutuhannya.
Ingat, kalau anak diberikan uang saku yang berlebih, umumnya mereka
akan cenderung menghabiskan uangnya karena merasa bahwa mereka
tidak memiliki masalah dengan jumlah uang yang mereka punya. Beda
kan kalau jumlah yang mereka dapat tidak besar-besar amat?
Repotnya, kalau sudah begini, ada kemungkinan bahwa sifat itu akan
terus dibawanya hingga ia dewasa. Nah, lho...

Terus sekarang bagaimana cara mengetahuinya kebutuhannya supaya
Anda tidak memberikan jumlah uang saku yang berlebih? Gampang
kok, tanya saja langsung ke anak Anda. Ini biasanya akan sekaligus
mengajarkan kepada si anak bahwa ia harus membelanjakan uangnya
sesuai dengan kebutuhan yang memang ada, bukan semata-mata
karena keinginannya.

3. Uang Saku bukan berarti untuk dibelanjakan semua
Sebagian besar anak umumnya berpikir bahwa uang saku yang mereka
dapatkan akan digunakan semua untuk dibelanjakan. Nah, cobalah
berikan pengertian kepada anak bahwa uang saku yang mereka
dapatkan sebaiknya tidak semata-mata dibelanjakan. Anda bisa
mengajarkan bahwa penting juga untuk menabung dan memberikan
sumbangan dari uang sakunya. Selalu ajarkan padanya untuk
menabung jika memang ada sisa dari uang jajannya. Beri kepercayaan
padanya untuk mengelola tabungannya sendiri. Anak bisa memasukkan
uangnya di kotak tabungan (celengan) dan kemudian celengan tersebut
simpan. Jadi Anda dapat mengetahui bagaimana kebiasaannya
menabung. Selain menabung, ajarkan juga kepadanya untuk
menyumbang. Hal tersebut akan menumbuhkan rasa kepedulian dan
kesadaran sosial pada diri si anak. Katakan padanya bahwa sekecil
apapun sumbangan yang ia berikan akan sangat besar manfaatnya bagi
orang lain yang mendapatkan sumbangan tersebut.

4. Ajarkan Kemandirian dalam mengelola uang sakunya
Kemandirian dalam mengelola uang memang tidak datang begitu saja.
Hal itu memang harus dipelajari. Semakin dini belajar, maka akan
semakin baik bagi diri si anak. Nah, kemandirian dalam mengelola uang
dapat dimulai dari kemandirian dalam mengelola uang saku yang ia
dapatkan. Cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan memberikan
uang saku secara mingguan atau bulanan.

Dengan cara tersebut, si anak akan belajar untuk mau tidak mau mengelola
uang sakunya, karena toh uang saku tersebut dia dapatkan cuma sekali, yaitu
pada setiap awal minggu atau awal bulan, untuk kemudian akan dikelolanya
untuk seminggu atau sebulan ke depan. Pastikan juga bahwa Anda tidak akan
memberikan toleransi uang saku tambahan jika uang saku mingguan atau
bulanannya sudah habis. Kecuali, memang karena alasan-alasan yang
mendesak.

Dengan demikian, paling tidak kalau ia sudah dewasa kelak, ia sudah terbiasa
dan tahu bagaimana cara mengelola gaji, yang biasanya juga akan ia
dapatkan sebulan sekali. Nah, bagaimana bapak ibu? Mudah-mudahan
penjelasan di atas tadi bermanfaat ya untuk Anda.

Penulis: Safir Senduk

Tidak ada komentar: