Entri Populer

Jumat, 23 Maret 2012

Manfaat Sedekah Tak Pernah Berhenti.......

Ketika kita mulai sombong hitung-hitungan dengan Tuhan…

Banda Aceh, 2010
Malam itu selesai sudah mentoring yang aku lakukan untuk Entrepreneur University di dua kota, Medan dan Banda Aceh. Hari sudah larut malam, peserta kelas itu ternyata bukan hanya asli dari Nangroe Aceh, banyak juga orang Jawa.. kami sempatkan untuk foto-foto bersama, setelah rentetan pertanyaan kuselesaikan semua… Aku kembali ke kamar hotel, badan penat penuh keringat, 3 jam lebih mulutku berbusa-busa untuk mentoring ini.
Ketika aku sedang merebahkan badan sebuah SMS masuk. “mas Saptu, maaf ya untuk fee mentor dan biaya tiket pesawat belum bisa kami transfer malam ini.. secepatnya kami kabari.. trimakasih” Aaaah.. ketika niat sharing ilmu dihadapkan dengan profesionalisme, kadang kala kita pun harus tetap “mengalah” pada kenyataan yang mengecewakan. Tirai kamar hotel kubuka, lampu kerlap-kerlip di jalan depan hotel.. mataku terlalu lelah untuk menikmati Banda Aceh malam itu…

aceh

Enam bulan kemudian….
Sebuah SMS masuk, “Mas Saptu, sudah saya transfer 7 juta untuk fee mentoring di Medan dan Banda Aceh, maaf ya mas gara-gara ada masalah dgn pengelola lokal yang kemarin berantakan jadi pembayaran banyak tertunda.. trims mas!”
SMS dari panitia itu untuk memberitahu bayaran profesional atas waktuku, ilmuku, keringatku yang sudah kupenuhi 6 bulan lalu. Aku bahkan nyaris lupa hingga tidak menagihnya.. ya Alhamdulillah, paling tidak panitia punya itikat baik bahwa kewajiban profesional harus tetap diselesaikan, daripada jadi hutangnya yang dibawa hingga mati, malah bisa bikin penghalang di akhirat nanti… Ngeri..!
“Cuuuk… Ayo ikut aku!” Teriakku spontan pada Pincuk yang lagi lewat di depanku. Namanya Wahyu Priyono, panggilannya di kantor Pipin atau Pincuk. asli Blawong Mbantul.. dia salah satu managerku, cuma lulusan SMA tapi inisiatif dalam bekerja tidak diragukan. Sudah 3 tahun jadi crew di Kedai Digital, dulu di bagian produksi, kinerjanya yang bagus akhirnya membuatku percaya dia jadi Manager di salah satu cabang Kedai Digital di Jogja.
“Kemana mas? Aku masih kerja jee” tanya pincuk.
“Aah, pasrahke saja pada anak buahmu, ayo ikut aku!” Kataku
“Iya.. iya mas..”
Hehehe, harus manut sama bossnya kan, kerjaan kalo gak urgent bisa belakangan..
“Kita mampir ke ATM dulu cuk!” Ajakku
Mobilku meluncur ke jalan Imogiri, pincuk duduk di sampingku sambil megang duit 7 juta. “Duit sebanyak ini buat apa jee mas?” Tanya Pincuk “Itu duit harusnya buat aku Cuk, sopo sing gak mau duit tho! Aku juga lagi butuh duit buat nambah-nambah bayar cicilan kredit kantor, Itu hasil keringatku ngisi seminar dulu di Medan dan Aceh, tapi setelah 6 bulan panitianya baru tanggungjawab, aku dulu pernah nyeplos, mungkin ini memang bukan rejekiku, kok sampai lama sekali cairnya.. sudah kuniati untuk dibagi-bagi saja di Panti Asuhan, Insya Allah lebih bermanfaat buat mereka…”
“Sebanyak ini mas??” Tanya Pincuk mendelik.. “Iyolaaah.. mosok sebanyak bibirmu..!” Jawabku asal .Hubunganku dengan crew Kedai Digital memang dekat, aku posisikan mereka sebagai kawan, sebagai rekan kerja, bukan sebagai boss yang kejam kepada bawahan.. gak ada itu dalam kamusku.. “Ayo cuk, hari ini kamu tak bagehi pahala.. kita cari 7 panti asuhan.. masing-masing kita kasih 1 juta” lanjutku “Siaaaap mas!” Jawabnya bersemangat.. Naaah..akhirnya kebawa juga emosi positifnya… Hehehe
Hari itu niat baik terlaksana, hujan deras di sore hari menemani ketika kami selesai di panti asuhan yang terakhir..
——————
Yusur Mansur sang ustadz yang paling rajin koar-koar soal sedekah itu pernah mengajari ilmu Matematika Sedekah.. Pagi itu aku mendengarnya di tivi, “Gini Ji..kalo itungan pinter 10-1=9 betul enggak, tapi kalo urusan sedekah beda ji, 10-1=19! Darimaneee itungannye? Karena yang 1 yang kite sedekahin itu tuh bakal diganti Allah 10 kali lipat!! Allah itu Maha Kaya! Gak bakal bangkrut hanya bikin rejeki kite balik jadi berlipat-lipat! Nah mulai sekarang mulai pada deh rajin sedekah yee…” Teh tawar anget buatan ibuku menemaniku lihat tivi pagi itu… Aku manggut manggut saja tanda setuju..
————-
Di opening buku 7 Kejaiban Rejeki dan Percepatan Rejeki tulisan kawan saya Ippho Santosa ada buanyak testimoni mereka yang mengalami keajaiban sedekah.. Dari yang dikembalikan 10 kali lipat hingga ribuan kali lipat, dari yang kembali dalam hitungan jam ato yang berbalik dalam hitungan bulan. Aku pun sering mengalami keajaiban itu, walopun tak satupun yang kuceritakan ke Mas Ippho biar dikutip di bukunya.. Hehehe
Sekali waktu di hari Jumat, aku diminta sharing sederhana di kelas Mata kuliah wirausaha di kampus Universitas Kristen Duta Wacana Jogja, sharing biasa 1 jam, aku anggap sharing bagi ilmu gratisan. Ketika pulang bu dosen menyelipkan amplop ke tanganku, “buat beli bensin mas”katanya. Ketika aku berangkat ke Masjid untuk jumatan ada sesuatu yang mengganjal di saku belakangku, ah ternyata amplop bensin tadi. Sambil jalan kubuka amplop itu, isinya uang 200 ribu, mungkin ini memang sudah jatah tabungan untuk masjid itu. Sejenak kemudian uang itu sudah masuk ke kotak infak, amplopnya berpindah ke tempat sampah.. Sholat jumat di mulai, keajaiban apa nanti yang bakal kutemui yaa..?
Gak lama memang, sore harinya aku sudah dapat SMS, seorang mitra baru di Kedai Digital sudah transfer 20juta, dan siap training minggu depan. gak nunggu lama juga kali ini.. Wusss langsung balik lagi..
Bagi yang baru pertama melakukan ilmu sedekah pasti momen seperti ini yang ditunggu, aaah..aku sudah “nyogok” Gusti Allah apa yaa yang bakal kuterima… padahal Beliau gak butuh uang sedekah kita, justru kitalah yang butuh tabungan untuk di kuburan itu..
Hari berlalu…
Sejak uang 7 juta itu aku bagi ke tujuh panti asuhan, belum juga ada tanda-tanda ada keajaiban. Di rekeningku belum masuk juga transferan 70 juta atau 700 juta, padahal Allahpun sudah berjanji, bagi hambanya yang bersedah bakal diganti dengan rejeki yang berlipat-lipat, seperti yang aku baca di Al-Baqarah 261 waktu itu… aah akupun tidak terlalu merisaukannya, mungkin karena sudah gak pantas pula aku menghitung-hitungnya, mengeja angka demi angka seperti anak TK yang baru belajar membaca. Hanya saja harus ada jawaban jika ada orang yang sudah bersedekah, dia menunggu dengan penuh kecemasan yang ditunggu tidak kunjung datang… syetan akan bermain di hatinya, agar otaknya setuju kalo Yusuf Mansur pembohong, dan Gusti Allah sedang ingkar janji….
——————————————-
Jakarta, April 2011
Mobil itu harganya 1,3 Milyar… mulussss… gagah dan mentereng… Hummer produksi langsung dari amerika, bukan buatan Tangerang atau Bekasi, walopun mobil mahal tapi kalo diisi over penumpang tetap aja umpek-umpekan kaya ikan pindang..!!
Pagi itu Mas Mono menjemputku di hotel Aryaduta, siang aku harus kembali ke Jogja, dia mengajakku untuk ikut seminar Mas Ippho di Serpong. Ketika di Lobby rombongan anak-anak Wirausaha Muda Mandiri (WMM) yang sedang ada acara training langsung rebutan ikut. Akhirnya mobil untuk 5 penumpang itu diisi 7 orang, ada Agung Nugroho Simply Fresh, Hafiz Dawet Cah Mbanjar, Hamka Bornis Studio, dan Firman Tela yang badannya menuh-menuhin tempat! Brrrrr…

mobil Hummer
“kalian tau enggak, mobil Hummer inipun aku dapetin tanpa modal! Aku gak keluar duit seperserpun… semua Allah yang ngatur, hehe…” cerita mas Mono ketika kami sudah melaju menuju Serpong.
“mosok mas?! Gimana caranya itu… gimana ilmunya!” tanya Hamka penasaran
“jadi begini…” kata Mas Mono, ceritanya runtut tetang kisah datangnya mobil mewah itu, kami dengarkan sambil manggut-manggut.. kalo kamu mau cerita detailnya besok kalo kamu ketemu Pengusaha Ayam Bakar itu bisa kamu introgasi sendiri.
Agung yang duduk disebelahku mulai meringis karena harus memangku si Hafiz.. aaah mobil mahal tapi kayak naik angkot juga kalo begini!
“Sedekah itu penuh misteri, kadang kita gak bisa mengukurnya dengan nilai uang. Sedekah itu juga bisa menjauhkan dari bencana, atau meringankan bencana yang memang sudah tercatat untuk kita. Minggu kemarin aku baru saja sedekah dengan nominal yang cukup besar, tapi ketika aku di daerah Cicalengka Jawa Barat mobilku disrempet motor, hehe.. aku ambil hikmahnya, mungkin hari ini memang sudah ditakdirkan Allah kalo aku harus kecelakaan di daerah itu, tapi karena keajaiban sedekahlah mungkin Allah mengganti bis atau tronton yang harusnya menghajar mobilku diganti dengan motor bebek, itupun motornya yang terpelanting masuk selokan, mobilku hanya spionnya yang pecah… Alhamdulillah..” Kata Mas Mono melanjutkan. Kami semua manggut-manggut, plus aku tambah meringis karena bokongnya Hamka membuat paha kananku yang didudukinya semakin puegeeel…!!

Kalo urusan sedekah akupun masih belajar pada Mas Mono, dia pejuang sejati… dari seorang office boy di Jakarta, jadi pedagang kaki lima, sekarang outlet Ayam Bakar Mas Mono tersebar di penjuru Jakarta. Angka omzet 80 juta-100juta sehari hal biasa buat dia. Sekarang Mas Mono jadi tangan kanan Yusuf Mansur yang dulu juga terkesan ketika dapat musibah uang jamaah di maling, Mas Mono lah yang berdiri paling depan menggati uang yang hilang itu..
Sekali waktu dia Chat di BBM ku, “Sap.. hari ini aku sedekah Brutal! Omzetku hari ini dari semua warungku akan kusedekahkan semua! Full”
“piro mas..?” tanyaku
“Sekitar 80 juta Sap…”
Kamu tentu bisa mbayangkan bentuk wajahku, lebih sadis dan meringis dari wajah si Pincuk tentunya, seperti orang yang ngeleg kodok hidup-hidup…
“hari ini juga Mas Jodi juga akan sedekah seluruh profit dan warung Steak dan Shake nya, juga dari semua Warung Bebek pak Slamet yang di semua cabang…pokoknya hari ini kita Brutal sedekah Sap” Lanjut Mas Mono
Aku klakep…mingkem.. uang 7 jutaku gak ada apa-apanya dibanding dua pengusaha kuliner paling gila itu. Hari itu tampak sekali mereka terbang melejit naik buroq.. aku masih nyaman naik motor butut… hadeeeh….!!
———————————–
Sebuah kisah di Jaman Nabi, seseorang yang besok akan mati digigit ular, dan Nabi diberitahu malaikat akan hal itu. Namun ternyata esoknya orangnya tetap hidup bahkan tetap bekerja sampai tua. Nabi diberitahu kalo orang itu menyedekahkan sebagian hartanya sehingga Allah memanjangkan umurnya, seolah-olah takdirpun bisa kita nego dengan sedekah.
Aku membaca sebuah email di Milis, tentang Rockeffeler orang kaya di Amerika yang tidak bahagia dan sulit tidur. Dokter pun memvonis bahwa hidupnya tidak akan lama. Lalu Rockeffeler mengubah hidupnya, untuk menolong kaum papa dan orang-orang miskin. Lalu apa yang terjadi? Kesehatannya membaik dan berlawanan dengan perkiraan dokter. Rockeffeler hidup sampai umur 98 tahun sebagai ahli filantropi dan dermawan yang terkenal.
Seorang kawan pernah bercerita padaku, Ayah sahabatnya divonis dokter mengalami penyumbatan jantung dan harus dipasang ring untuk mengatasi penyakitnya itu. Orang itu memilih minta diantar keliling Jogja sambil membagi-bagikan harta yang dia punya. Dalam hitungan hari penyakitnya sembuh dengan sendirinya, dokter tak bisa menjelaskan proses penyembuhan itu dari sisi medis dan ilmiah.
Ustad Arifin Ilham di tivi juga pernah mengingatkan, 3 keutamaan Sedekah bagi orang yang melakukannya: Memanjangkan Umur, Menolak Bala, dan melapangkan rejeki. Jika Allah ridho semua bakal mudah datang buat kita.
Aku semakin paham, pada level yang lebih tinggi matematika sedekah 10-1=19 tidak harus selalu kita hitung setiap uang yang kita sedekahkan. Aku yakin Yusuf Mansur mengajarkan rumus hitungan itu untuk mancing para Pesedekah Pemula agar mudah percaya bahwa Allah Superrrr Duperrrr Maha Kaya…
—————————————
Gili Trawangan, Juli 2011
Pulau ini benar-benar surga, panti landai berpasir putih dengan ombak yang nyaris tenang di atas hamparan langit biru yang terbentang. Gili Trawangan adalah permata berharga di Lombok. Ribuan bule yang datang dari penjuru dunia seolah memantapkan julukan sebagai Bali mini di pulau Lombok.. Sehabis acara Entrepreneur Summit di Bali kemarin, kami rombongan WMM langsung meluncur ke Gili untuk sejenak rileks menjelang liburan berakhir sebelum Ramadhan. Hendy Babarafi, Denni Villa Batam, Hafiz Rijal Dawet Medan, Jeffry Bonita, dan Doni Tirtana masuk ke rombongan ini.
Kami sudah diatas kapal yang akan mengantar kami untuk diving. Freddy bule asal Prancis yang akan jadi pemandu kami hari ini mulai menjelaskan ilmu diving yang harus kami patuhi. Bukan hal yang baru karena Januari lalu kami sudah pernah menyelam ke Bunaken Manado. Namun unsur Safety yang tinggi harus selalu dipatuhi, karena di bawah laut sana semua bisa terjadi. Di Gili Trawangan kami harus membayar 650 ribu/orang untuk diving hari itu.
Aku dan istriku dapat jatah gelombang dua, sementara yang lain turun ke bawah aku dan beberapa kawan snorkling dulu di sekitar kapal. Ketika waktunya aku menyelam, aku harus diberi pemberat tambahan agar mudah turun kebawah, ukuran badanku sudah XXL hehe.. Kami berpisah di 4 lokasi, aku dituntun oleh Freddy disebelah timur, di bawahku langsung ada jeram sedalam 12-20 meter. Aku harus menyesuaikan dengan alat selam ini, kemampuanku belum secanggih Denni dan Hafiz.

kisah sedekah/penyu

Freddy menarikku untuk turun ke bawah, 15 menit pertama semua baik-baik saja, tombol udara dipundakku ditekan Freddy sehingga badanku langsung turun kebawah. Di Kedalaman 8 meter hanya berjarak 1 meter dari kakiku seekor penyu raksasa sedang keluar sarang, badannya besar dan lebar menggapai gapai sisi tebing itu. Kucoba mendekati, entah mengapa tiba-tiba kedua telingaku terasa sakit sekali, tekanan air yang semakin tinggi membuat gendang telingaku seperti ditusuk dengan lidi. Segera kutekan hidungku sambil kuhembuskan nafas kuat-kuat untuk mengurangi tekanan air, tapi ada yang gak beres… tiba-tiba air masuk terhisap ke dalam hidungku, bagian karet kacamata selam yang gak benar posisinya. Aku gelagepan, air laut masuk ke hidungku dengan deras, kalut karena aku ada 8 meter dibawah air, seketika kutekan kuat-kuat tombol udara dipundak, Freddy yang ada dibawahku tiba-tiba dia menarik kakiku, mungkin maksudnya akan membenarkan posisi ventilatorku. Terlambat! aku keburu kalut, aku susah bernafas.. dadaku seperti terbakar, aku tidak bisa bernafas… saatnya untuk mati!! Aku harus keluar…!! kutekan keras tombol itu, badanku langsung seperti balon yang melayang keatas, kilatan cahaya matahari yang memantul di air terlihat jelas ketika aku meluncur tersedak-sedak menuju permukaan.

“HHOOOOEEKKK!!” aku teriak dan muntah ketika badanku menyembul ke permukaan. Freddy yang muncul di sampingku terus teriak-teriak.. “what are you doing??!! Its very very dangerous!!” Aku tau bahayanya jika langsung keluar air dari menyelam, perbedaan tekanan yang sangat besar membuat tubuh manusia harus beradaptasi. Tapi bagaimana lagi.. badanku langsung lemas diangkat naik ke kapal… Fiiuh… aku masih dapat jatah hidup hari ini! Istriku yang naik ke kapal langsung memelukku, “Dari tadi perasaanku gak enak…mungkin ini sebabnya!” katanya. Dan aku muntah lagi…
Air laut itu membuat perutku seperti akan meledak…
Setelah tenang, kawan-kawan bergantian ngeledek aku, “untuuung Sap… jadi Mbak Sita gak harus cari suami lagi!”….. aaah!! itulah mereka..!
Angin laut semilir sore itu…kapal membawa kami merapat lagi ke Trawangan.
Aku berselimut handuk sambil hitung-hitungan dengan Allah. Hitunglah jika satu tabung oksigen itu seharga 300ribu untuk aku hidup 1 jam di bawah air, sementara aku sehari dapat 24 jam gratis menghirup oksigen yang diberikan Allah, seharusnya aku membayar 7.200.000 kepada Allah hanya untuk oksigen saja sehari. Uang 7 juta yang aku sedekahkan bersama Pincuk waktu itu pun masih harus nombok 200 ribu. Setahun aku harus membayar 2,6 milyarr untuk oksigen. Belum lagi jika Allah menagih biaya sewa mata, mulut, telinga, kaki, tangan dan semua organ tubuhku… aku sudah tidak mampu menghitungnya…
Langit sore Gili Trawangan menguning, kilaunya memantulkan di sepanjang horizon… aku harus kembali tahluk, Gusti Allah itu Maha Buesarrr Sekali… dan hutangku kepada Beliau sudah tak sanggup kuhitung lagi….

————————-
Menjelang wafat, WS Rendra sempat meninggalkan beberapa puisi yang sangat menginspirasi, dia tulis sambil terbaring sakit, salah satunya adalah…
Renungan Indah
Ketika semua orang memuji milik-ku
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya


Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya:
Mengapa Dia menitipkan padaku ???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?


Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita.
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku


Aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan
kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukum bagiku


Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika:
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.


sedekah tak berbalas

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku
Gusti,
Padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”….

…………….
Lain hari aku bermimpi, kalkulatorku jebol ketika aku hitung-hitungan dengan Gusti Allah… dan aku jadi maluuuu sekali mengharap sedekahku langsung berbalas esok hari…

*diketik di Jogja, dibaca di mana sadja…

dari: saptuari.blogspot.com

Kamis, 22 Maret 2012

Kunci Membantu seorang anak memiliki karakter mandiri




Anak-anak yang kurang mandiri dan manja, adalah anak-anak yang tidak mengembangkan otonominya.

 Anda perlu tahu bahwa pada satu tahap perkembangan anak, mereka mempunyai sebuah tahap dimana mereka ingin otonomi lebih besar. Ini dimulai ketika mereka berusia 2 atau 3 tahun. Dia ingin melakukan sesuatu saat itu. Tetapi biasanya kita orang tua terkadang terlalu melindungi anak. Ketika dia ingin memanjat kursi, kita larang dia, “jangan nanti jatuh”. Ketika dia memegang sesuatu tidak kita perbolehkan karena takut pecah dan lain sebagainya. Nah, akhirnya anak ini menjadi pasif dan hanya menunggu apa yang kita berikan atau apa yang diberikan oleh pengasuhnya. Ketika hal ini terjadi bertahun-tahun maka kita sudah mulai membentuk sebuah pola dalam diri anak kita. Untuk menjadi pasif dan tidak mandiri. Cobalah Anda memberikan sebuah latihan agar anak-anak mengerjakan sendiri.

Jika Anda mempunyai anak yang sudah menginjak kelas 1 SD, sebaiknya jangan bawakan tasnya ketika dia turun dari mobil. Anda mungkin berpendapat, “aduh.. saya kan harus berangkat kerja, kalau tunggu dia lama banget”. Itu tidak boleh di lakukan. Anda bisa berangkat lebih awal jika Anda tahu itu akan membuat Anda terlambat dan biarkan dia bawa tasnya sendiri masuk ke kelasnya.

Jangan hanya karena kita tidak mau repot akhirnya “udah sini tak bawain sudah masuk di kelas”. Itulah hal-hal kecil yang membuat anak Anda jadi kurang mandiri. Jika dia sudah bisa mengembalikan piring yang dia gunakan untuk makan ke tempat cucian, biar dia melakukannya. “Lho.. kalau begitu apa gunanya pembantu yang saya bayar”. Justru itulah masalahnya Anda tidak memberikan kesempatan anak Anda untuk mengembangkan dirinya. Semua itu perlu latihan. Anda tidak bisa membuat seorang anak mandiri tanpa sebuah proses. Sama seperti ketika dulu kita di besarkan oleh kondisi susah payah oleh orang tua kita. Saat itu orang tua kita mungkin tidak sengaja melakukan hal tersebut pada kita. Bahkan mungkin mereka merasa bersalah karena tidak bisa melayani kita sebaik mungkin. Tetapi justru itulah yang baik ternyata bagi kita, bagi perkembangan kita. Kita akhirnya menjadi seorang yang mandiri. Dan kemudian ketika kita sekarang sudah menjadi orang yang berhasil kita tidak melakukan itu pada anak, dengan alasan kasian.

Para pembaca yang budiman, inilah permasalahannya kita harus melatih anak kita untuk memiliki karakter mandiri. Kita harus memberikan kesempatan pada mereka seluas-luasnya untuk mengembangkan diri dengan mengerjakan banyak hal kecil-kecil yang sangat-sangat berguna bagi perkembangan karakternya. Ketika seorang anak  mengembalikan piring makannya di tempatnya, mengangkat tasnya sendiri, mengembalikan sepatunya pada saat dia telah selesai pakai, atau melakukan kegiatan kecil-kecil maka si anak akan merasakan sebuah harga diri yang positif. Dia akan merasa bahwa dirinya sejajar dengan orang dewasa yang melakukan hal-hal tersebut. Ini akan membuat percaya dirinya melambung tinggi. Oleh karena itu berikanlah kesempatan ini pada anak-anak anda. Anda tidak akan pernah kecewa melihat mereka bertumbuh dan berkembang dengan semangat kemandirian ketika mereka  mulai menginjak masa-masa remaja.

Jadi pastikanlah Anda memberikan suatu kesempatan pada anak Anda untuk melakukan apa-apa yang dia telah mampu lakukan. Itulah kunci untuk membantu seorang anak memiliki karakter mandiri, percaya diri dan mampu mengerjakan segala sesuatu dengan tanggung jawab penuh.

Rabu, 21 Maret 2012

(Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral ?



Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Sekarang ini, pendidikan karakter juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sitematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan semua orang Indonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia.
Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupuk persatuan di tengah-tengah kebinekaan, tanpa semangat berkontribusi bagi kemajuan bersama, serta tanpa rasa percaya diri dan optimisme. Inilah tantangan kita bangsa Indonesia.

Theodore Roosevelt mengatakan: “To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat)

Saat Tepat mencetak karakter sukses pada Anak (Buah Hati)



Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.

Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju kan?

Banyak yang mengatakan keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin kita jenius maka semakin sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas berturut-turut, maka semakin sukseslah kita. Benarkah demikian? Eit tunggu dulu!

Saya sendiri kurang setuju dengan anggapan tersebut. Fakta membuktikan, banyak orang sukses justru tidak mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya, mereka tidak mendapatkan juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya. Mengapa demikian? Karena sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Namun kesuksesan ternyata lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangung hubungan emosional  kita dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Tahukah anda bahwa kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar (diri sendiri, sosial, dan Tuhan) tersebut merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses. Dan, saya beritahukan pada anda bahwa karakter tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter semacam itu bisa dibentuk. Wow, Benarkah? Saya katakan Benar! Dan pada saat anak berusia dini-lah terbentuk karakter-karakter itu. Seperti yang kita bahas tadi, bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.

Lalu, bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?

Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

Nah, sekarang kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya.

Kamis, 15 Maret 2012

Zahracoach: Uang saku yang menentukan


Pernahkah Anda melihat seseorang yang pekerjaannya kelihatan biasa-biasa
saja, tetapi memiliki apa saja yang dia inginkan? Sementara impian Anda
punya rumah mungil masih dalam khayalan. Begitu juga sebuah mobil yang
sudah lama Anda dambakan masih jauh dari jangkauan.

Bulan Juli sudah tiba. Tak terasa liburan sekolah sudah hampir selesai. Nah,
melewati masa liburan sekolah ini adalah masa yang terus terang paling indah
bagi anak-anak kita. Kenapa? Namanya juga libur, siapa sih yang tidak
senang? Tapi, mereka pasti tidak akan selamanya terus libur kan? Cepat atau
lambat mereka akan segera masuk lagi ke bangku sekolah. Masuk ke bangku
sekolah berarti juga kembali lagi belajar seperti biasanya.

Nah, salah satu hal yang selalu menjadi pikiran orang tua sekarang adalah
tentang berapa uang saku yang sebaiknya diberikan kepada anak-anaknya.
Kelihatannya sih ini memang hal yang sepele, tapi kalau Anda tidak cermat
dalam memberikan uang saku buat anak-anak Anda, waah....bisa-bisa bikin
Anda pusing dong nantinya.

Karena itu, berikut ini saya akan mencoba membahas beberapa hal yang
harus Anda perhatikan sebelum memberikan uang saku buat anak-anak
Anda. Mudah-mudahan bermanfaat ya.

1. Sesuaikan jumlah pemberian uang saku dengan penghasilan Anda
Sangat penting bagi Anda untuk memperhatikan seberapa besar
penghasilan Anda sebelum memutuskan berapa besarnya uang saku
yang sebaiknya diberikan untuk anak Anda. Ingat lho, pemberian uang
saku kepada anak adalah salah satu pos pengeluaran rutin dalam
pengeluaran keluarga, sehingga Anda harus merencanakannya dengan
cermat. 

Apalagi kadang-kadang orang tua juga ingin memanjakan
anaknya dengan memberikan uang saku yang cukup besar, karena hal
itu bisa memberikan sebuah kebahagiaan tersendiri. Tapi usahakan agar
hal seperti itu jangan sampai dipaksakan, karena kebutuhan rumah
tangga Anda kan tidak melulu untuk uang saku anak. Jangan khawatir,
ada cara lain kok untuk tetap bisa menunjukkan rasa sayang pada anak,
yaitu lewat pemberian hadiah misalnya. Pemberian hadiah kan tidak
rutin sifatnya dibandingkan dengan pemberian uang saku. Dengan
demikian, keuangan keluarga tetap bisa Anda kendalikan. Bukan
begitu?

2. Tidak perlu berlebih
Berapa sih sebaiknya jumlah uang saku yang diberikan? Itu mungkin
pertanyaan yang sering muncul di kepala Anda. Tentu saja kalau kita
bicara tentang jumlah besaran uang saku, angkanya bisa sangat
bervariasi. Tapi hal penting yang perlu Anda ingat adalah bahwa jangan
sampai Anda memberikan uang saku yang berlebih. Yang paling bijak
adalah memberikan uang saku yang cukup dengan kebutuhannya.
Ingat, kalau anak diberikan uang saku yang berlebih, umumnya mereka
akan cenderung menghabiskan uangnya karena merasa bahwa mereka
tidak memiliki masalah dengan jumlah uang yang mereka punya. Beda
kan kalau jumlah yang mereka dapat tidak besar-besar amat?
Repotnya, kalau sudah begini, ada kemungkinan bahwa sifat itu akan
terus dibawanya hingga ia dewasa. Nah, lho...

Terus sekarang bagaimana cara mengetahuinya kebutuhannya supaya
Anda tidak memberikan jumlah uang saku yang berlebih? Gampang
kok, tanya saja langsung ke anak Anda. Ini biasanya akan sekaligus
mengajarkan kepada si anak bahwa ia harus membelanjakan uangnya
sesuai dengan kebutuhan yang memang ada, bukan semata-mata
karena keinginannya.

3. Uang Saku bukan berarti untuk dibelanjakan semua
Sebagian besar anak umumnya berpikir bahwa uang saku yang mereka
dapatkan akan digunakan semua untuk dibelanjakan. Nah, cobalah
berikan pengertian kepada anak bahwa uang saku yang mereka
dapatkan sebaiknya tidak semata-mata dibelanjakan. Anda bisa
mengajarkan bahwa penting juga untuk menabung dan memberikan
sumbangan dari uang sakunya. Selalu ajarkan padanya untuk
menabung jika memang ada sisa dari uang jajannya. Beri kepercayaan
padanya untuk mengelola tabungannya sendiri. Anak bisa memasukkan
uangnya di kotak tabungan (celengan) dan kemudian celengan tersebut
simpan. Jadi Anda dapat mengetahui bagaimana kebiasaannya
menabung. Selain menabung, ajarkan juga kepadanya untuk
menyumbang. Hal tersebut akan menumbuhkan rasa kepedulian dan
kesadaran sosial pada diri si anak. Katakan padanya bahwa sekecil
apapun sumbangan yang ia berikan akan sangat besar manfaatnya bagi
orang lain yang mendapatkan sumbangan tersebut.

4. Ajarkan Kemandirian dalam mengelola uang sakunya
Kemandirian dalam mengelola uang memang tidak datang begitu saja.
Hal itu memang harus dipelajari. Semakin dini belajar, maka akan
semakin baik bagi diri si anak. Nah, kemandirian dalam mengelola uang
dapat dimulai dari kemandirian dalam mengelola uang saku yang ia
dapatkan. Cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan memberikan
uang saku secara mingguan atau bulanan.

Dengan cara tersebut, si anak akan belajar untuk mau tidak mau mengelola
uang sakunya, karena toh uang saku tersebut dia dapatkan cuma sekali, yaitu
pada setiap awal minggu atau awal bulan, untuk kemudian akan dikelolanya
untuk seminggu atau sebulan ke depan. Pastikan juga bahwa Anda tidak akan
memberikan toleransi uang saku tambahan jika uang saku mingguan atau
bulanannya sudah habis. Kecuali, memang karena alasan-alasan yang
mendesak.

Dengan demikian, paling tidak kalau ia sudah dewasa kelak, ia sudah terbiasa
dan tahu bagaimana cara mengelola gaji, yang biasanya juga akan ia
dapatkan sebulan sekali. Nah, bagaimana bapak ibu? Mudah-mudahan
penjelasan di atas tadi bermanfaat ya untuk Anda.

Penulis: Safir Senduk

Senin, 19 Desember 2011

MINDSET SUKSES DENGAN MANAJEMEN QALBU

Mindset Sukses dengan Manajemen Qolbu




Manajemen Qolbu Apa itu MQ? Sebenarnya tidak ada perbedaan antara MQ dengan metode dakwah Islam lainnya. di dalamnya pun tidak ada yang baru, semuanya merupakan penjabaran ajaran Islam. Hanya pembahasannya lebih diperdalam, dibeberkan dengan cara yang aktual, dengan inovasi dan kreativitas dakwah yang lebih sesuai dengan kebutuhan zaman.

Inti pembelajarannya sendiri ada pada qolbu. Di dalam tubuh ini ada akal, jasad, dan qolbu. Akal membuat orang bisa bertindak lebih efektif dan efisien dalam melakukan apa yang ia inginkan. Sedangkan tubuh bertugas melakukan apa yang diperintahkan oleh akal. Sebagai contoh, apabila akal menginginkan tubuh mampu berkelahi, maka tubuh akan berlatih agar menjadi kuat.

Sayangnya, tidak sedikit orang yang cerdas, orang yang begitu gagah perkasa, tapi tidak menjadi mulia, bahkan sebagian diantaranya membuat kehinaan karena berbuat jahat. Mengapa? Sebab ada satu yang membimbing akal dan tubuh yang belum diefektifkan, itulah qolbu.

Kita ambil contoh lain, sebuah mikrofon bisa menjadi alat provokasi kejahatan, bisa juga jadi alat dakwah dan menyampaikan ilmu, sebuah mikrofon bisa juga menjadi alat bantu berbicara sehingga menjadi fasih, itulah fungsi mikrofon. Artinya, yang menentukan isi dari bahasa yang keluar darinya adalah qolbu.

Dalam hal ini Rasulullah SAW menyebutkan bahwa di dalam tubuh ini ada segumpal daging yang jika ia baik maka baik pula yang lainnya, sebaliknya yang apabila ia jelek buruk pula lainnya.


Butir-butir Tausiah Aa Gym: Zainal Abidin Mustofa

Rabu, 14 Desember 2011

Ajari Anak usia dini dengan cinta lingkungan (Zahracoach)

Islam sebagai agama yang sempurna, dia memperhatikan banyak aspek kehidupan, bahkan yang terkecil sekalipun. Aspek kehidupanpun tidak hanya berkaitan dengan manusia semata, namun juga dengan lingkungan/alam sekitar.

ALLOH SWT sudah menegaskan bahwa KEBANYAKAN manusia akan banyak berbuat kerusakan di muka bumi ini, dengan berbagai macam polah tingkahnya. Kita bisa lihat pada ayat-ayat berikut ini:

AL BAQARAH(2):11,“Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”

AL BAQARAH(2):30,“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

AL BAQARAH(2):205,“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.”

AL MAA-IDAH(5):32,“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israel, bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.

AL A’RAAF(7):56,“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

HUD(11):116,“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.”

Ayat-ayat di atas secara tidak langsung memperlihatkan bahwa secara perlahan tapi pasti, manusia akan berbuat kerusakan (kecil dan besar) terhadap bumi, yang akan berakibat kepada kerusakan dan ketidakseimbangan alam. Di jaman modern ini, ketidakseimbangan alam ini kian terasa dengan adanya efek pemanasan total. Salju dan es mencair, mengakibatkan permukaan air laut meluap. Belum lagi ditambah dengan penebangan hutan yang semena-mena, membuat paru-paru dunia kian berkurang dan tingkat pencemaran meningkat dengan tajam.

Kondisi ini diperparah dengan pengeboran dan penggalian serta eksplorasi bumi yang kian tidak memperhitungkan faktor ‘ketangguhan’ bumi. Emas, minyak, dan berbagai barang tambang, semua dikeruk sebesar-besarnya.
Laut juga tidak luput dari bahaya kerusakan yang diakibatkan oleh manusia.
Dan sekali lagi, Islam sudah memperingatkan mengenai hal ini. Jika ayat-ayat di atas dianggap masih belum rinci berbicara mengenai kerusakan alam, maka ayat berikut akan menggambarkan dan menjelaskan secara gamblang. Perhatikan ayat berikut:

AR RUUM(30):41,“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Sayangnya, alam lingkungan seakan luput dari kaum muslim, terutama abad ini. Tidak ada fikih atau aturan agama ataupun fatwa yg secara resmi dikeluarkan oleh para ulama terkait dengan kondisi alam lingkungan ini. Padahal Islam (melalui Al Qur’an) sudah memberitahu dan mengingatkan hal ini berabad lampau.
Dengan kata lain, para ulama mesti memikirkan fiqh al bi’ah (fikih lingkungan) sebagai upaya memberi jawaban (dari sisi Islam) terhadap krisis ekologi yang telah berlangsung secara sistematis akibat keserakahan manusia dan kecerobohan penggunaan teknologi.

Bagi kita, muslim ‘kebanyakan’, tidak ada yg tidak bisa kita kerjakan berkaitan dengan kelestarian alam. Setidaknya kita bisa melakukan beberapa hal berikut:
1. Tidak membuang sampah sembarangan
2. Menanam pohon di depan halaman (jika ada) untuk mengurangi tingkat polusi
3. Tidak boros dalam menggunakan energi (hemat energi). Al Isra(27):17,“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
4. Menggunakan air seperlunya, sekalipun untuk berwudlu.

http://zahracoach.blogspot.com
Sudah siapkah kita melestarikan alam? Ayo mulai dari sekarang!